Selasa, 08 Januari 2013

You Are My Destiny



Langit tampak mendung, sepertinya akan turun hujan. Pandanganku beralih pada seorang cowok yang berdiri dekat pintu. Cowok berkulit putih dan berbadan cukup tinggi namun sedikit kurus. Tara,itulah namanya. Aku mengenalnya sejak lama, namun dia tak mengenalku. Hanya sejak kita masuk SMA yang sama dia jadi kenal padaku.
 

Namaku Nira Revita, biasa di panggil Rita.
"hey, ngelamunin apa sih?"suara itu mengagetkanku. Suara sahabatku, Zahfa.
"eeh, gak kok"jawabku dg agak gugup.
"kamu gk pulang Rit? udah mau hujan loh"
"aku nunggu jemputan zah, kamu duluan aja gak apa2"
"kenapa gak bareng si Tara aja sih,arumah kalian kan searah"
"gak zah,atakut ngerepotin dia"
"oo ya udah duluan ya?"
Aku hanya menganggukkan kepala.
***
Keringat membasahi tubuhku, ku rapikan segera perlengkapan untuk kegiatan persami di SMA baruku.
Jangan sampai aku telat dan kena hukuman dari kakak-kakak osis.Tapi harapanku sia-sia, baru saja ku melangkahkan kaki masuk ke sekolah kakak-kakak osis sudah menunggu di pintu dengan wajah yang kelihatan marah.
"cepat masuk! Niat ikut kegiatan ini gak sih? Gak disiplin banget datang telat!" kata salah seorang dari mereka.
"iya kak, maaf saya telat" jawabku.
           Setelah terbebas dari kemarahan mereka aku segera masuk menemui zahfa yang kebetulan satu regu denganku.
           Acara persami berjalan dengan lancar, tiba waktunya kita untuk pulang ke rumah masing-masing. Aku menunggu ayah menjemputku, Ku lihat Tara yang berjalan dengan lemas dan wajah yang pucat. mungkin dia kelelahan karena semalam dia kena hukuman gara-gara anggota kelompoknya banyak yang melanggar peraturan.
           Dia duduk tak jauh dari tempatku berada, tiba-tiba ada yang membasahi pipiku. Apa, air mata? Aku menangis, tapi mengapa aku menangis? Aku menangisi keadaan Tara yang spt itu.
Apa artinya ini?
***
Setelah kejadian hari itu aku merasa ada yang berbeda pada diriku ketika melihat Tara, ada getaran, ada perasaan lain di hatiku. mungkinkah aku jatuh cinta padanya?
Jantungku berdegup kencang ketika di dekatnya, dan aku merasa rindu jika dia tak ada. Tapi apakah ini perasaan yang benar? baru pertama kali ku rasakan perasaan seperti ini.
Seminggu berlalu dan perasaanku semakin tak menentu.kali ini ku benar-benar yakin bahwa aku jatuh cinta pada Tara.dialah cinta pertamaku. Namun betapa kecewanya diriku ketika tau bahwa tara ternyata telah memiliki seorang kekasih. Aku benar-benar patah hati saat itu.
            Sahabat baikku, fita menyuruhku untuk sabar namun meski begitu aku tak pernah bisa melupakan tara.aku begitu menyayanginya. Hingga 3 bulan berlalu aku mendengar berita bahwa tara sudah putus dengan pacarnya, betapa bahagianya aku mengetahui hal itu.entah karna apa tiba-tiba saja aku dan tara menjadi sangat akrab. Aku dan tara jadi lebih sering ngobrol dan bercanda lewat sms. Namun aku tetap tak pernah berani mengungkapkan apa yg sesungguhnya aku rasakan pada Tara. Aku hanya mampu memendam perasaan cinta ini dalam hatiku.
Hingga suatu ketika kecerobohankulah yg mengungkap rahasia itu.
            Salah seorang temanku tidak sengaja membaca coretan di Diaryku bahwa aku menyukai tara. Entah apa yang dia lakukan sehingga Tara kemudian tau hal itu dan dia menjauhiku. Aku sangat menyesal mengapa aku begitu ceroboh meletakkan buku itu di atas meja dan meninggalkannya begitu saja sehingga ada orang lain membacanya. Kini hubunganku dengan Tara tidak lagi seperti kemarin-kemarin, dia terlihat menghindari dan menjauhiku. Aku semakin tersiksa dengan perasaanku sendiri. Apa yg kini harus ku lakukan??
***
             Waktu kelulusan sekolah telah tiba.tak terasa 3th sudah ku menempuh pendidikan di SMA ini, dan selama itu pula rasa cintaku untuk tara masih belum bisa mati. Setelah lulus SMA aku meneruskan pendidikanku ke salah satu Universitas Negeri di kota Malang bersama Fita.sedangkan Tara, aku tak pernah tau lagi kabar dan keberadaannya sekarang. Aku berfikir mungkin kami memang tak berjodoh,mungkin Tara dan aku memang tak di takdirkan untuk bersama.
***
"Tiiiit"suara klakson berbunyi. Aku berteriak histeris sambil menutup mata ketika sebuah mobil berkecepatan tinggi melaju ke arahku.
"kau tidak apa-apa?"tanya seseorang padaku.
"aku tidak a..."bicaraku terhenti ketika ku lihat orang yang sedang bertanya padaku ternyata adalah Tara.
"Ta..ta..Tara??"ucapku terbata-bata.
"heh?Rita kan?"jawabnya.
Aku sangat bahagia akhirnya bisa bertemu Tara lagi. Tara kemudian mengantarku pulang setelah kami saling bertukar nomor handphone.
***
"Drtz..drtz"handphone di saku celanaku bergetar.terlihat nama Tara di layarnya,segera ku tekan tombol buka.
"Ku tunggu di taman sekarang"
Aku loncat-loncat kegirangan membaca sms dari Tara. Segera saja aku ganti baju dan pergi menemui Tara..
(Di Taman)
"Tara mana ya?"gumamku dalam hati. Tiba-tiba ada yang menutup mataku dari belakang.
"Rita,aku punya kejutan buat kamu"Suara yang sangat ku kenal.iya,itu suara Tara.
Dia menuntunku hingga ke suatu tempat dan melepas tangannya dari mataku.
Seakan tidak percaya dengan apa yg baru saja ku lihat,aku mengucek-ngucek mataku. Dan ternyata aku tidak menghayal, di sekelilingku terdapat banyak lilin dan Tara, ia tersenyum manis padaku.
"Rita, aku ingin mengakui sesuatu. Aku minta maaf selama ini aku nggak bisa jujur sama perasaanku sendiri. sebenarnya dari dulu aku sayang sama kamu tapi aku gak bisa ungkapin semua itu karna aku takut bakal nyakitin kamu.dan sekarang kita ketemu lagi, aku yakin kalau aku bener-bener sayang sama kamu dan takdirlah yang mempertemukan kita.
“Rita,Maukah kamu menjadi bagian dari hidupku dan temani aku hingga masa tuaku?"
"Tara... Aku juga sayang sma kamu."
"jadi,kamu mau?"
"iya,aku mau"
Aku sangat bahagia mendengar ucapan tara. Tara menyatakan cinta padaku,
Aku selalu berfikir kalau Tara bukan takdirku, dia bukan jodohku. tapi ternyata ku salah! dia adalah cinta pertama dan juga cinta terakhirku. Dialah orang yang menjadi pelengkap dalam hidupku, tulang rusukku, cinta sejati dalam hidupku.

~THE END~


Sabtu, 08 September 2012

Dear Soledad dibalik frekuensi


Entah sudah berapa lama aku duduk dalam keremangan pijar lampu 15 watt, menerangi setiap jengkal kamarku dengan cahaya samar-samar, Jumat 16 September, saat hujan mulai membasahi pucuk-pucuk 1001 macam jenis dedaunan di luar sana. Entah sudah berapa lama pula aku bercinta dalam nalarku, dengan sederet kalimat-kalimat prosa-puisi mentah, menanti sentuhan tanganku tuk merangkainya menjadi sebuah tulisan usang. Hmm…Perilaku klasik yang dilakukan setiap jiwa dengan kebiasaan yang sama sepertiku. Aku akui aku bukan ahli menulis sebuah prosa, bukan pula lelaki penakluk romantisme seperti yang kau fatwakan, yang dengan lihai mencumbui rasamu dengan kata-kata indah, atau mempermainkan nalarmu dengan sederet percakapan filosofis, teologis, psikologis, sosiologis, dan biologis serta segala jenis orientasi epistemologis yang berakhiran “Is” itu… sebagai isyarat sifat perbincangan kita kemarin, sekarang/hari ini, dan nanti…

Ahh… Aku benci jika harus mengatakan, engkau membuatku tersesat di malam omongan sia-sia dan tenggelam dalam jurang khayalan palsu, seakan-akan nyata bagiku; mengetahui bahwa dalam keindahan ada kenyataan yang menghapuskan keraguan dan mencegah sikap skeptis. Lalu kemudian menghadirkan suatu terang yang menyilaukan, yang menjagaimu dari kepalsuan yang suram…. Aku tak ditakdirkan seperti dirimu! Sebab yang pasti, ku renungkan keterjagaan musim semi dan datangnya pagi, sebab keindahan adalah bagian dari mereka yang merenung…. Terlalu absurdkah eksplanasiku selama ini Soledad?

Karenamu aku tak pernah menyangka bisa menulis prosa-puisi ini dengan berbagai reaksi ion-ion rasa, entahkah itu proton, elektron atau neutron! Kau yang menantangku Soledad! Maka ku jawab tantanganmu! Aku pikir wajar saja! Bukankah aksi sama dengan minus reaksi (Aksi= -Reaksi) seturut hukum fisika gerak?
Atau terlalu kejamkah diriku?


Masih tentangmu….
Kau membuka mata jiwaku tentang sebait istilah katastrofa cinta yang seringkali disenandungkan generasi muda zaman edan ini yang belum 17 tahun ke atas sebagai omong kosong modern, sebagai pelampiasan dan bahkan sebagai permainan tiki-taka yang memabukkan dan mencenggangkan. Ahh…mengapa harus aku yang mengalaminya? Mengapa bukan jiwa jejaka lain, yang tak terhempas dalam distansi dan diferensiasi kosmos serta waktu dan saat? Dan mari pikirkan lagi tentang harapan….Ku dengar jiwaku berbisik tentangmu ketika gulungan awan di atas kepalaku bergerak dilematis, berharap tembang cantate gregorian ‘Asperges Me’ bisa mengabulkan doanya. Begitukah maksudmu? Wahai Soledad…Aku tak memaksamu untuk tenggelam dalam sebuah kepercayaan atau keyakinan seperti yang diproklamasikan oleh kaum cendekiawan dahulu tentang prinsip limitasi dari esensi sebuah istilah ‘Isme” versi gue ! Apa gunanya sesungging senyuman bila wajahmu muram? Lalu apa arti dari sebuah harapan bila rasamu terbelenggu?

Ingin ku katakan pada jiwaku tuk beristirahat sebentar saja dari kemilau warna-warni dunia yang plural dan universal bahkan untuk sebuah rasa yang telah lama ku kenal lewat definisi leksikal, tapi takkan pernah bisa ku mengerti walau nalarku mungkin bisa seluas filosofi eksistensialisme Heidegger, Kierkegaard, Sartre atau Levinas yang dengan intuisinya menampar ketiga eksistensialis itu dengan konsep filsafat perjumpaan “Aku Ada Karena Kau Ada”. Aku ingin beristirahat sebentar saja dari setiap kenyataan yang membelenggu helaan panjang nafasku, dari beberapa baris kata yang ku senandungkan di balik suara bariton atau bass milikku. Aku ingin sekali menampar wajah harapan dengan sejuta kecaman dan ancaman jika memberi peluang bagi rasa dan untuk cinta dalam jiwaku. Setidaknya jangan sekarang. Pergi! dan Jangan ganggu aku! Haruskah ku tegaskan itu padamu Soledad?


Atau haruskah ku absurditaskan cita-cita demi sebuah fenomenologi cinta yang akurat, tajam, terpercaya, aktual, menarik, inspiratif dan bermanfaat seturut penilaian baku hasil kesepakatan umum? Atau haruskah ku pecundangi prinsipku dengan sederet ketakutan dan kegentaran akan dahsyatnya Kung-Fu Cinta dalam tarian Tai-Chi-nya seturut ritme pantaisme Yin-Yang? Dan masih tentang cinta… Haruskah aku menjadi Judas zaman modern dengan kebiasaan berpuitis tuk mengkhianati diriku sendiri lewat rentetan komunikasi interval, horizontal selama kurang lebih 30 hari denganmu, 30 pesan layanan telkomsel gratis, 30 rintik hujan yang menari di atap rumahku hingga dering telepon reot itu berbunyi tanda tiba saatnya kita bersua lewat suara, intonasi dan harmonisasi sol-mi-sa-si, vokalisasi dalam frekuensi? Ahhh…. 30 keping perak itu! Terlalu runyam, membuatku tak berhenti menggumam!

Aku tak ingin menasihatimu dengan rumus kaum berjubah hasil abstraksi nalar masa mudaku selama 8 tahun, apalagi mengkhotbahimu dengan eksplanasi teoretis eksegetis-biblis, teologis-biblis atau filosofis-teologis yang sangat kesohor pada zamanku dulu, hingga akhirnya mengajak darah muda kami berlomba-lomba untuk mempostingnya!……… Tidak!!! Telah ku kuburkan semua itu dalam ruang dan relung jiwaku. Ku kemas dalam bungkusan 8-9 tahun pengalaman yang tersimpan rapat dalam kenangan, tanpa ada duplikat yang tersisa! Kuncinya pun telah ku buang dalam helaan nafas waktu dan saat ketika dualisme dan absolutisme hadir dan menancapkan taringnya mencipratkan aroma baru, memperkosa paradigmaku dalam gaungan skeptis dan bahkan nihilis! Bukankah itu cukup tragis? “Hei…Tapi sungguh, jika bukan karena mereka, aku telah lama mengidap siphilis!,” Kata temanku dengan lekukan wajah berbentuk segilima, berambut semrawut yang doyan sekali tidur di
kelas.

Lalu…Ke mana rasaku padamu? Mengapa ke sini dan bukan ke sana? Salahkah aku bila ku halau pergi ‘res extensa’ demi sebuah ‘res cogitans’ , demi sebuah citra dan cita tanpa mengesampingkan cinta? Tahukah kamu bahwa rasamu sementara ku terjemahkan dalam ungkapan nyata dan sangat fisikalistis. Sayang sekali ! jiwaku terlalu angkuh, bahkan tak segan-segan menghadiahi arogansi dengan bogem mentah tuk membuatnya kesakitan sambil memberikan padaku arogansi yang lain yang lebih hebat lagi! Tidak! Tidak ada cinta saat ini ! Aku tak peduli walau 3500 little cupid menghajarku dengan panahnya. Aku tak peduli walau Guardian Angel-ku membisik namamu dan berbagai nama Soledad dan Monalisa yang lain di telingaku. Yang aku tahu hanya sahabat! Terserah juga jika kau mau berteman denganku atau tidak!
Jika rasamu semakin besar untukku, mengapa tak kau tampar saja rasa itu tuk membuatnya kapok dan bertobat kembali ke jalan benar. Haruskah ku ulangi lagi penegasanku? Mengertikah kamu akan sebuah penentuan? Apakah ada perbedaan signifikan antara diputuskan dan ditentukan? Maaf jika aku terlalu jujur. Tapi tak mengapa bila kau anggap itu sebaliknya. Tak ada alasan yang cukup kuat, yang mengharuskan aku menjadi malu dengan keputusan yang kuambil, sebelum kau hadir dan menyiratkan beberapa buah prediksi dan observasi apa dan bagaimana kabarmu di sana.

Aku menghargaimu sama seperti aku menghargai jiwaku. Tapi itu bukan berarti aku harus mengorbankan sebuah asa! Jika bisa, aku tak peduli walau harus ku daki Sinai tuk menyuap Tuhan dengan doaku demi sebuah cita! Aku memang pengecut dan terlalu takut terhadap yang namanya cita. Dia ku anggap ibarat ‘ambrosia’ makanan para dewa penghuni olympus. Tidak! Aku masih tetap sama dan tak bergeming, Soledad!

Kemarin…jiwaku berbisik padaku tentang potret wajah masa mudaku yang kelam, nista dan noda…Dia menuturkan indahnya kenangan itu ketika masa tuaku yang bahagia bisa ku capai. Dia menasihatiku tuk melihat, sebuah senyuman yang menghiasi bibir bukan karena cinta dan rasa semata, tapi juga karena upaya dan air mata, bahkan bila perlu bermandi darah! Hei Soledad…Pandanglah gunung dan bukit-bukit yang menghijau. Mereka tetap menghijau bukan karena cinta tanaman semata, tapi karena mereka terus memberi ruang bagi upaya jiwa-jiwa flora tuk tumbuh, walau terik siang menyengat, dan kemarau merebak. Malam pun tak kehilangan hasrat tuk membuai jiwa-jiwa putera-puteri dunia dalam balutan keheningannya, memberi setiap kemungkinan demi sebuah kepastian akan hari esok, dan untuk itu “Aku takkan mengkhianati prinsipku sendiri!” Ku harap kau memahami sebait pengertian yang ku artikan padamu (*)



Salam
“Sepenggal Jiwa yang Terpenjara Asa”

“Vanjer”

Senin, 27 Agustus 2012

Kekasih Sejati


Prolog :
Guratan wajahmu kian keriput, di balik tatap lekat yang mengharu biru itu…. Kau duduk menatapku dari balik kerasnya ekspresi watak yang tak kenal ampun menantang dunia tuk beretorika dalam logika dan demi harumnya aroma nektar bagi masa mudaku. Untukmu…pria kekasih jiwaku…

Entah berapa kali aku bertelut dalam keheningan, memejamkan mata mencoba menyelami relung jiwamu di balik tutur sapa suara beratmu itu; menyapaku dengan hangat dari balik benang frekuensi dalam untaian beberapa jam kemudian di penghujung pagi tuk sekedar mengetahui sebuah arti ucapan ‘baik-baik saja’ dariku…
Dan sekejap saja, ada kisah yang tengah berputar kembali dalam rinai leburan suara beratmu yang masih terekam jelas ketika seonggok daging kecil usia belia melekat pada tulangku. Masih terpatri dengan jelas di dalam sini pula, ketika jari-jemari kasar dan tak kenal lelah milikmu, mengalamatkannya di dahiku dan sekitarnya, dua atau tiga kali dalam sehari…

Tak tertinggal pula dentingan enam senar itu kau petik menjejal filosofi tanggal nada satu per satu, di balik tetesan keringat yang masih tertinggal di beranda, hanya tuk menghiburku…Ya…senandung simfoni tua melodi indah Vince Gill yang kau yakini sebagai titisan sepenggal hasrat dan jiwa masa mudamu bagi wanita yang kau cintai yang sekarang berada di sampingmu menapaki usia senja….ibuku tercinta…

Dan ketika malam tiba, kau torehkan beberapa jalinan aksara filosofi bersayap sebagai lamping usang yang sekarang ini, sedang merayuku tuk terlena dalam sebuah detak haru biru, tersenyum kelabu, di antara dinding kalbu, walau tak sekuat amukkan gelombang…tertatih sendu merambat……namun tetap kuat menguak halimun waktu dan saat…..Kehidupanmu telah memerciki jiwaku tatkala pasutri kesedihan dan air mata menjejal ketegaranku. “Aku harus kuat!!! Hmm…sepenggal kalimat lazim yang selalu diucapkan seorang ayah…

Jujur saja, aku merindumu….pria kekasih jiwaku….cukup sudah tetes keringatmu membasahi beranda yang mungkin dibarengi air mata, betapa kau belum melakukan yang terbaik untukku. Cukup sudah lelahmu kau torehkan untukku, karena aku takkan mampu membayarnya dengan beberapa lembar kesuksesan di balik map biru itu…
Kesetiaanmu membungkan mulutku, tentang betapa dalamnya sebuah pelukan hangat yang terselip di antara 7777 sulaman nasehat bijak seperti biasanya.

Hei…pria kekasih jiwaku…ku rindu tuk menyeruput secangkir kopi hangat bersamamu ketika sore tiba, dan memetik enam senar itu kemudian, ketika malam merambat…membisik nada-nada syahdu tuk menghantar 500 anemon liar dan flamboyan terlelap dalam keheningan peri malam…

Aku masih di sini…memutar ulang kenangan masa lampau tuk melihat sejenak dalam ingatanku, senyum kekarmu di balik ekspresi watak kerasmu yang mulai memudar, seirama dengan simfoni indah bunyi enam senar accoustic dengan komposisi melodi sulit yang dilantun Andy Mckee “For My Father” yang serentak saja menahbiskan sepenggal kata nisbat pada jiwaku karena aku memilikimu. Aku terus berharap tuk memelukmu suatu saat nanti walau usiaku terus membuntuti, menghujani masa muda dengan kepastian akan kesementaraan…


Aku mengagumi, pria kekasih jiwaku…
Aku menyayangimu apa adanya, walau sisi mudamu, tak muda lagi…

Untukmu dan hanya untukmu selalu....
Ayahku tercinta…..

Jumat, 17 Agustus 2012

narsis


Berharap (mencintaiku)



Kau slalu ada didalam hatiku
Kau slalu ada didalam mimpiku
Sendainya engkau menbalas cintaku u…u…u..u.
*Kau adalah belahan jiwaku
Kau adalah pujaan hatiku
Walaupun kau tak mencintain diriku tapi biarkan aku mencintaimu

Reff:
Kuingin kau mencintaiku
Kuingin kau menemaniku u….u….u….u.
Kuingin kau membalas cintaku u….u…u.

Kau taakan pernah membalas cintaku
Kau taakan pernah menyayangi diriku
Tapi izinkanlah aku mencintai dirimu
Walau hanya dalam mimpiku tapi izinkanlah aku
*Biarku pendam rasa ini untuk slama-lamanya.

Hari Yang Cerah Untuk Jiwa Yang sepi (cerbug)



Suatu ketika langit Nampak cerah awan-awan  yang begitu indah langit yang membiru begitu cantik
Tapi sebuah  kenyataan yang tak bias saya duga ternyata telah hilang seorang yang saya cintai dengan  tulus  telah pergi.
Kenalkan  namaku  Gabby  aku punya pacar namanya Dimas
*dikamar
Halo…….. jwabku
Pagi  sayang udah bangun belom????..... sapa dim-dim (pagilan sayang bwt dimas)
Pagi  juga dim-dim………. Blzku dengan manja
Sayang hari ini kita jalan yukz…… Tanya dimas
Hmmmmm……. Gmna yahhhhh????????  Jawabku dengan muka SOK mikir
Yahhhh……. Jawabnya lemas
Yeaaaahhhh gtu aja kok ngambek….. Bujukaku dengan manja
Syp yang ngambek…… jawabnya sambil ngeles
Hmmmmm iya dech besok qt jalan…… Jawabku kata manja
Sayang udah dlu yahhh aku mw mandi dlu yahhhh….. kataku sambil mengambil handuk yang digantung di belakang pintu.

*skip

Keesokan hari di taman Aku  janjian ama dimas pukul 4sore
Kokkkkkkk lama banget sichh katanya janjian jam 4 sore tpi sekarang kok belom datng sich……. Pintaku dlm hati
Langit yang begitu cerah tiba2 menjadi gelap seperti mw ujan tiba2 hpq bunyi
Drtttttttttttttttt……………..
Halo…. Jwabku
Ini dengan Gabby???? Tnx orng itu
Iya…… emng kenpa….. jwbku dngn gugup
Saya dri pihak rs ingin memberitahukan pemuda yang bernama Dimas Kevin Aldiansyah mengalami kecelakaan…… jwb suster itu
Apaaaaaaaa…….. Jawabku dengan kaget
Setelah mendengar kaber itu aq kayak disambar petir ditengah panas terik
Engga,engga, engga mungkin dimas kecelakaan …… kataku sambil nangi
Dengan cecaptnya aku langsung kerumah sakit  sembil airmata jatuh tak henti
*Skip
Tiba di RS aq ketemu ama mama.a dimas tiba2 mama.a dimas yang dlu benci tiba2 langsung memeluk aq dan nangis
Nak…. Dimas nyariin kmu dri tadi….. kata mamanya
Langsung masuk kekamar.a dimas dirawat
Dim…. Kataku dengan mulut yang kaku
Yah Tuhan aku mohon janganlah engkau biarkan dia memderita…. Kataku dalam hati
Tiba2 tangan yang tadi kaku kini bias bergerak mulut yang msh bisu sekarang sudah bisa berbicara wlaupun masih gagap
Ge…..bbbb  ja….ngannnn na…gi…ssss ya….hhhhh… pithan dimas
Engga kok aku engga nangis. Jwabku sambil menguatkan hati
Mama mana????? Tanya dimas
Adak kok didepan, mw aku panggilin???? Tnxq
Iyah…. Jwab.a
*skip
Diluar kamar
Tante…. Dimas udah sadar….. kataku
Alhamdulilah ya Allah….. kta mama.a dimas
Tante dimas nyariin tante…. Katku sambil keluar dari kamar
Aku berdoda tak henti, aku engga tw dimas ama mama.a lgi ngmng apa
Tiba-tiba sepupu.a dimas datang namaya Fikqry
Hy Gabby….  Sapa fikry
Hy jga fik pva kbr lu???? Tnxq
Baik, lw gmn????  Gmn keadaan dimas geb, udah sadar belom??? Tnx fiqkry
Udah kok, sekarang dia lagi ngomong ama mamanya didalam….. jwabq

Sementara aku dan fiqry lgi asik2 ngobrol tiba2 mamanya dimas keluar sambil meluk aku sambil nangis
Tante knpa???? Tnxq
Dimas de’…… jwab mamanya
Iya tante dimas knpa???? Tnxaq sekali lagi
Dimas udah pergi….. jwab mamanya
Apaaaaaaaa??????????? Enggga mungkin dimas pergi!!!!!! Seru aq sambil menitihkan airmata
Aku lasung kekemar dan lasung meberontak didalm kamar itu
Fikqry menenangkan aku tapi aku trus saja menangis
Gab udah donk dimas udah udah bahagia sekarang!!! Seru firqry
Engga mw pokok.a aku harus ikut kemanapun dims pergi!!! Bentaku
Jangan gitu…. Kasihan dirimu geb… bujuk fiqry
Tiba2 aq pingsan disitu dan kembali aku sadar aku sdh berada dikamar.a dimas disitu airmatapun tak henti berjjatuhan
Dalam hatiku aku berkata yha Tuhan janganlah engkau pisahkan aku dan dimas ya Tuhan aku sayang dia ya Tuhan… pintahku dlam hati
Didalam kamar aku terus menangis dan menangis
Tiba2 si Fiqry masuk membawahkan segelas air putih
Tpi aq eking sedihnya engga mw pusing dengan apa yang dibwh dia aq terlarut dalam duka yang begitu dalam dan mengharukan bila untuk dikenang aku tak tau apa yang harus au perbuat waktu itu pikiranku kosong pikiranku cmn tertuju pada Jenazah.a Dimas
*skip
Ditempat pemakaman aq kyk kesurupan aku berteriak histeris sampai2 bnyk orng yg lari ketakutan dan sekarang tak ada lagi tawa tak ada lagi senyum itu, aq hilang kesadaran sampai2 aq kembali jatuh pingsan

*skip

Sejak hari itu aku selalu murung, menyendiri tak seperti dlu walaupun langit yang begitu indah tapi hatiku terasa sepi karena tiada yang menemani  tak ada lagi senyuman yang angkuh.

Aku teringat dengan dulu sebelum qt ber2 jadian..

Pada hari itu aku baru masuk SMK, aq masuk di sekolah unggulan yaitu, SMK Harapan Bangsa

Pagi mah, pagi pah,…. Sapa aq sebelum berangkat sekolah
Pagi sayang…. Jawab mama ama papa
Pah, mah aq berangkat sekolah dlu yah, inikan hari pertama aq masuk sekolah entar dimarahin kataku sambil mengambil roti dimejamakan  untuk srapan.
Oh… yaudah dech hati-hati yah sayang….. kata mama ama papa
Iya, mah pah….. kataku sambil cipika-cipiki ama mama papa

*skip
Disekolah

Pagi-pagi sudah banyak siswa kelas 10 yang datang

Eghhhh… kamu sini…. Panggil ka2k kelas 12
Iyah,, jwabku dengan singkat
Egh… elo nthu songong yah klo senior nthu dihormat donk
Ihhhhh dasar ini cowo gila hormat kaleee,,,,, kataku dalam hati
Iyah kak maaf…… kataku
Egh elo ngambil jurusan apa??? Tnx ka2k kelas yang songong ntuh
Ngambil jurusan TKJ kak!!! Jwabku
Ohhhh,,,,, pantesan mukanya, muka kutu laptop nieh…. Ledek cwo nthu
Tettttt……tetttttt bunyi bel masuk sdh bunyi aq langsung minta permisi ama senior nthu

Kak  saya blh msuk engga??? Tnx aku
Iya,,, masuk sana….. kata cwo nthu pake gaya ngusir

Saat apel aku lupa minum obat supaya kagak pingsan klo kena panas
Saat nthu  dadaku udah mulai sesak napas dan tiba-tiba aku lagsung pingsan dan dibawah di UKS sekolah

Woy nieh orng nieh orng knpa????  Tnx ka2 senior cwe
Kagak tw mungkin pusing kale….. jawab ka2 senior yang songong
Aduchhhh pusinggg ,, ini dimana sich????
Ini di uks de’ kmu tadi pingsang waktu apel…. Katak ka2k senior yang baikk banget
Ohhhh,,, kak tas aq mana???.... tanyaq  ke dia
ini tas kmu bkn??? kata kaka2 senior yang baik nthu
Disamping aq lagi nyari obat ka2 senior nthu ngajak kenalan

Hy,,,, nama kamu siapa??? Tnx ka2 senior sambil mengambilkan aku air
Nama aku Gabby…. Sambil mencari obat dalam tas
Ohhhh ,,,,,  oh iya kamu lulusan dari mana???? Tnx ka2 senior nthu
Dari SMP Nusantara emng napa kak??? Jawab aku
Kak aku mw minum obat dlu yahhhh…. Kataq sekal lagi
Emng kmu sakit ap???? Nanya dia ke aku
 Engga cmn nieh obat cmn pemambah daya tahan aja…… kataq
Ohhhh gitu yahhh..  jawab ka2 kelas ntuh
Oh iya tadikan ka2k udah nx nama aku sekarang gantian aku yang naya
Iyahhh….. balas ka2 ntu
Nama ka2k sypa??? Tnx aq

Lagi ngobrol di UKS tiba-tiba cwo sojngong nthu datang
Ehggg elo ngapain masih disini bkn.a keluar malah ngobrol disni….. bentak ka2 nthu
Iya kak maafff…. Blzku
Yaudah…. Cepat sana e lapangan!!! Bentaksich ka2k klz yang songong nth

Di lapangan anak-anak lagi pada diospek mati-matian
Huftttt….. ternxta jadi siswa bru susah jga yahhh!!!! Seruku dalam hati
Hy,,,, kamu kenapa cuman berdiri disitu???? Tnx kak senior yang lain
Iya kak maaf….. kataku


*Skip

Didalam ruangan kelas para senior lagi memperkenalkan diri dan jabatan.a disekolah
Dan ternyata cowo songong nthu namanya dimas dan dia ketua osis disekolah
Okehhhh ade-ade sekarang kakak-kakak akan memperkenalkan nama dan jabatan kita semua…. Katak kak fiqry
Okeh mulai dari saya…. Kenalkan nama saya Fiqry, nama lengkap Fiqry Tirta Wigunah saya menjabat sebagai bendahara osis  disini. Okeh cukup itu yg blh ka2k sampaikan klo ada yang ingn tnx lebih lanjut silakan tnx langsung keka2k…… ucap kak fiqry
Ohhhhh kak fiqry bendahra osis yah…. Seruku dalam hati
Tiba-tiba spontan aku bertanya,,,
Ka2k kalo aku boleh nanya nieh ka2 Ngambil jurusan apaan sich
Ohhh pertanyaan yang bagus, ka2k klz 12 jurusan computer multimedia
Wahhhh berarti dia jago bikin foto-foto yg keren ama bikin film donk…. Pintahku dalam hati
Ada lagi yang mw ditnxkan klo sdh ka2 ucpkan bnyak trima kasih…. Kata kak fiqry
Okeh sekarang gwe yang ambil alih sekarang gwe bkln perkenalkan diri gw…. Kata cwo sngong nthu
Hufttt nieh cwo ngeselin yah… seruku dlm hati
Kenalin nama gwe Dimas nama lengkap gwe Dimas Kevin Aldiasyah gwe adalah ketua osis disekolah ini…. Kata sich cowo sombong, angkuh nthu
Hmmmm…. Kanya.a bnrn dech apa yang gwe blng klo dya nthu ketua osis dsini…. Kataku dlm hati….
saat mw plng sekolah tiba-tiba ada ada motor gede berhnti didepan aq
hy de’ udah mw pulang yah…. Kata ka2 senior nthu
dan ternyata cowo nthu kak fiqry.
Hmmm…. Iyah kak, emng napa???? Tnxq
Engga kok, btw kmu plngnya lwt mana????? Tnx kak fiqry
Uhhh, aq plng.a lwt radio dalem,,,,, emng napa???? Tnx aq lagi
Kagak btw,,, ka2k lwt situ kok brng yukzzz…. Tnx kak fiqry
Hmmm gmn yahhh kak!!!! Kataq smbil garuk-garuk kepala
Ohhh,,,, yaudah dech klo kmu engga mw, jga gpp kok…. Kata.a sambil mukanya di tekuk
Iya dech aku mw…. Jwbku
Yaudah ayo…. Kta kak fiqry
Dijalan aq ama kak fiqry cerita-cerita ttng  sekolah yang baru aku mencoba ntx ttng sich cwo songong nthu dan ternyata dia nthu sepupuan ama Fikry tapi kok beda yah???? Pintahku dalam hati…..
“kak…. Aku mw naya boleh engga kak Dimas nthu orng.a kok songong bngt sich…. Upzzz maaf kak engga maksud??? Tnxq sampe ketawa
“hmmm…. Dimas nthu orng.a dia kayak gitu tapi sebenar.a dia nthu baik kok cmn agak judes sedikit sich….. jawab kak Fikry
“ohhhh…….”jawaban yang bagitu singkat
“lh kok ohhhh…” tnx kak fikry dengan pnasaran
“enggak kok kak….. cmn lucu aja msa orng kyk dy baek sich….” Celotahnku
“de’ nieh udah nyampe rmhh yah kak udah maknieh…..” seru.a
“ohhhh…. Yaudauh makasih yah kak udah mw nganterin…..” seruku
Iyahh sama-sama” jwb.a


*skip*
Dikamar
“seyumanku tak akan pernah patah lagi singing all day long” dikamar lagi nyanyi tiba-tiba nyokap manggil “de’, de’ ada temanmu nieh di depan kata mama
Iya mah tunggu bentr mah” kataku sambil berdiri dari tempat tidur

Skip
Diruang tamu

Dari jauh aku melihat sosok lelaki yang sedang duduk diruang tamu
*siapakah sesosok lelaki yang berada di ruang tamu??*